Jumat, 09 Februari 2024

Waspada 7 Penyakit yang Bisa Membuat Badan Gemuk Kenali Penyebab Kenaikan Berat Badan yang Tak Biasa

PPRU 1 Health | Badan gemuk seringkali dihubungkan dengan pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Namun, selain faktor tersebut, beberapa penyakit juga dapat menjadi penyebab kenaikan berat badan yang tiba-tiba. Mengenali penyakit-penyakit ini penting untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya.

Efek Samping Obat

Beberapa jenis obat, seperti antipsikotik, antidepresan, kortikosteroid, antihiperglikemik, dan antihipertensi, dapat memiliki efek samping berupa peningkatan berat badan. Jika seseorang mengalami kenaikan berat badan yang cepat setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut, konsultasi dengan dokter menjadi langkah penting.

Insomnia

Kurang tidur atau insomnia dapat memengaruhi hormon nafsu makan dan kebutuhan energi, menyebabkan penambahan berat badan. Gangguan tidur dapat mempengaruhi ritme sirkadian dan memicu pilihan makanan yang tidak sehat. Penting untuk menjaga pola tidur yang baik untuk mencegah kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.

Depresi

Depresi dan kecemasan dapat menjadi pemicu kenaikan berat badan. Kondisi ini seringkali diiringi oleh perubahan pola makan dan aktivitas fisik. Penggunaan obat antidepresan juga dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Perawatan holistik yang melibatkan dukungan psikologis dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi masalah ini.

PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)

PCOS adalah kelainan sistem endokrin yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan penambahan berat badan. Perubahan gaya hidup, termasuk olahraga teratur dan pola makan sehat, dapat membantu mengelola PCOS dan mencegah peningkatan berat badan yang berlebihan.

Sindrom Cushing

Sindrom Cushing disebabkan oleh produksi berlebihan hormon kortisol, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di berbagai bagian tubuh. Gejala termasuk wajah bulat, lemah otot, dan stretch mark. Pengobatan harus disesuaikan dengan penyebabnya, dan pendekatan medis diperlukan untuk mengelola kondisi ini.

Masalah Ginjal

Gangguan ginjal dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, atau kaki dapat menjadi tanda masalah ginjal. Penanganan medis dan perubahan pola hidup dapat membantu mengatasi masalah ini.

Diabetes

Diabetes dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan peningkatan berat badan. Pengelolaan diabetes melalui pola makan sehat, olahraga, dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengontrol berat badan. Perubahan pola hidup holistik sangat penting dalam manajemen diabetes.

Penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa kenaikan berat badan tidak selalu terkait dengan pola makan dan aktivitas fisik saja. Beberapa penyakit dapat menjadi penyebab utama, dan pengelolaan kesehatan secara menyeluruh diperlukan. Konsultasi dengan profesional kesehatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi penyakit-penyakit tersebut dan mencegah kenaikan berat badan yang tidak diinginkan. Selalu waspada terhadap perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis yang akurat.

Kamis, 08 Februari 2024

Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Aula PPRU 1 Putra

PPRU 1 News | Kamis, (8/2) sesaat setelah sholat Isya, Aula PPRU 1 Putra dipenuhi oleh kerumunan santri yang ingin memperingati peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Selain dihadiri oleh para santri dan pengurus, acara ini juga dihadiri oleh KH. Mukhlis Yahya selaku Pengasuh Utama, KH. Abdurrahman Said sebagai Dewan Pengasuh, Gus Abdurrahmi Said sebagai Kepala Pesantren, dan Gus Zamzami selaku Koordinator Divisi

Peringatan ini diselenggarakan untuk merayakan momen penting dalam sejarah Islam, yaitu Isra' Mi'raj, yang merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Yerusalem dan naik ke langit. Peristiwa ini dipandang sebagai salah satu keajaiban besar yang meneguhkan kebesaran dan keagungan Rasulullah.

Acara dibuka dengan pembacaan Maulid Habsyi yang dibacakan dengan penuh khidmat oleh Grub Al-Banjari PPRU 1 Putra, As-Syafaah. Maulid Habsyi, sebagai salah satu tradisi Islam, menjadi penghormatan dan bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Setelah pembacaan maulid habsyi seesai, KH. Abdurrahman Said memberikan Mauidzhoh Hasanah, sebuah nasihat yang penuh hikmah, kepada para santri putra yang hadir. Beliau menyampaikan kontroversi apakah Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ Mi’raj hanya dengan ruhnya atau dengan jasadnya juga. Selain itu, beliau juga menyampaikan pesan-pesan kebijaksanaan dan moral yang dapat diambil dari peristiwa Isra' Mi'raj, menggugah hati dan jiwa para jamaah untuk mengikuti jejak kebaikan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan kehadiran dewan masyayikh dan pelaksanaan acara yang khusyuk, peringatan Isra' Mi'raj di Aula PPRU 1 Putra menjadi momentum spiritual yang mendalam bagi semua yang hadir. Acara ini tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menjadi ajang untuk memperdalam dan memperkokoh iman kepada agama Islam.

Berikut adalah link live streamingnya: https://www.youtube.com/watch?v=2nAzXD-AGe8&t=565s

Mengenal Buraq, Hewan yang Mengantar Perjalanan Isra Mi'raj Rasul

PPRU 1 Hikmah | Pada bulan Rajab, umat Islam merayakan peristiwa Isra dan Mi'raj yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Salah satu aspek yang menarik dari peristiwa ini adalah penggunaan Buraq sebagai alat transportasi. Berikut adalah penjelasan mengenai Buraq:

  • Buraq sebagai Hewan: Buraq adalah hewan yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra Mi'raj. Konon, Buraq memiliki kecepatan yang tak tertandingi dan merupakan hewan istimewa.
  • Asal Kata 'Buraq': Kata 'Buraq' diambil dari kata 'barq' yang berarti kilat. Ini merujuk pada kecepatan dan cahaya yang dimiliki oleh hewan tersebut.
  • Deskripsi Fisik Buraq: Secara fisik, Buraq diyakini berwarna putih dan memiliki ukuran yang lebih besar dari keledai, tetapi lebih kecil dari bighal (keledai besar). Buraq juga memiliki tali kendali seperti kuda dan lampu sebagai penerang.
  • Peran Buraq dalam Sejarah: Buraq tidak hanya ditunggangi oleh Rasulullah SAW, tetapi juga oleh Nabi Ibrahim dalam beberapa kesempatan. Buraq diyakini sebagai hewan yang berlari sangat cepat, melebihi kecepatan kendaraan lainnya.
  • Perjalanan Isra Mi'raj: Buraq menjadi kendaraan Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan Isra Mi'raj, yang merupakan salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW didampingi oleh Malaikat Jibril selama perjalanan tersebut.

Peristiwa Isra Mi'raj dan penggunaan Buraq sebagai alat transportasi menunjukkan keajaiban dan kemuliaan yang terkandung dalam ajaran Islam. Umat Islam merayakan peristiwa ini sebagai salah satu momen penting dalam sejarah keislaman.

Rabu, 07 Februari 2024

Menelisik Kontroversi Isra' Mi'raj: Apakah Perjalanan Hanya Ruh atau Sekaligus Tubuh Nabi Muhammad?

PPRU 1 Hikmah | Isra' dan Mi'raj adalah peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yang terjadi dalam satu malam, di mana beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina (Isra') dan kemudian naik ke langit untuk bertemu dengan Allah (Mi'raj).

Pendapat mengenai apakah perjalanan tersebut hanya melibatkan ruh atau juga melibatkan tubuh Nabi Muhammad telah menjadi subjek perdebatan di kalangan ulama. Salah satu pendapat yang mencatat bahwa perjalanan itu hanya terjadi dengan ruh Rasulullah, sementara jasad atau fisik tubuhnya tidak ikut serta, berasal dari riwayat Sayyidah Aisyah. Namun, pendapat ini tidak didukung oleh mayoritas ulama karena beberapa alasan, seperti fakta bahwa Aisyah belum menjadi istri Nabi Muhammad pada saat peristiwa itu terjadi dan usianya yang masih sangat muda.

Mayoritas ulama sepakat bahwa peristiwa Isra' dan Mi'raj terjadi dengan ruh dan jasad Rasulullah. Pendapat ini didasarkan pada banyaknya hadis sahih yang mendukung perjalanan tersebut dalam bentuk fisik dan ruhaniah. Sehingga, pendapat yang mengatakan bahwa Isra' Mi’raj hanya terjadi dalam mimpi atau hanya melibatkan ruh Rasulullah tidak dianggap valid oleh mayoritas ulama.

Dengan demikian, meskipun terdapat beberapa pendapat yang berbeda, mayoritas ulama sepakat bahwa peristiwa Isra' dan Mi'raj terjadi dengan melibatkan baik ruh maupun tubuh Nabi Muhammad SAW.

Menelusuri Kisah Isra Mi'raj: Perjalanan Nabi Muhammad dan Pertemuan dengan Nabi-nabi Pendahulu

PPRU 1 Hikmah | Isra Mi'raj memegang peranan penting dalam sejarah Islam, menandai perjalanan singkat Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke-7. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian, dengan momen tahunan diperingati pada Kamis (8/2) tahun ini.

Isra Mi'raj melibatkan dua peristiwa berbeda, Isra dan Mi'raj, yang terjadi secara berdekatan. Isra adalah perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dengan Rasulullah menggunakan kendaraan khusus bernama buraq. Buraq adalah hewan istimewa yang memungkinkan perjalanan dalam waktu singkat.

Sementara itu, Mi'raj melibatkan perjalanan dari Bumi menuju langit ke-7 dan bertemu langsung dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha. Di sana, Rasulullah menerima perintah langsung untuk mendirikan salat. Awalnya, perintah tersebut adalah 50 kali salat sehari, namun dikurangi menjadi lima kali setelah permohonan keringanan dari Rasulullah.

Selama perjalanan ke Sidratul Muntaha, Rasulullah bertemu dengan beberapa nabi sebelumnya, termasuk Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Yahya, Nabi Yusuf, Nabi Idris, dan Nabi Harun. Di langit ke-6, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, yang menunjukkan kedahsyatan umat yang dimiliki Nabi Muhammad di Surga.

Kisah Isra Mi'raj memberikan inspirasi dan teladan bagi umat Muslim, menunjukkan keagungan dan perjalanan spiritual yang dialami oleh Nabi Muhammad. Dengan memahami secara mendalam kisah ini, umat Muslim dapat menemukan banyak hikmah dan petunjuk bagi kehidupan mereka.

Berdasarkan pengalaman ini, dapat disimpulkan bahwa Isra Mi'raj adalah momen penting dalam sejarah Islam yang memperkuat iman dan mengajarkan nilai-nilai spiritual kepada umat Muslim. Dengan merenungkan perjalanan Nabi Muhammad, kita dapat mengambil inspirasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan keimanan kita.

Isra' Mi'raj: Pertemuan Rasulullah dengan Para Nabi, Ruhani atau Fisik?

PPRU 1 Hikmah | Isra' Mi'raj, sebuah peristiwa yang menggambarkan perjalanan spiritual Rasulullah Muhammad SAW ke langit, menjadi bukti akan keagungan Allah dan cinta-Nya kepada hamba-Nya yang terpilih.

Dalam Al-Qur'an, kita temukan firman Allah SWT yang menjelaskan peristiwa luar biasa ini, "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra': 1).

Dalam sejarah Islam, Isra' Mi'raj menjadi momen penting di mana Rasulullah bertemu dengan para nabi dan rasul. Pertemuan ini bukan hanya sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga merupakan bentuk pengukuhan atas risalah yang dibawa oleh Rasulullah.

Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah pertemuan Rasulullah dengan para nabi dan rasul tersebut terjadi secara ruhaniah atau fisik. Sebagian ulama berpendapat bahwa pertemuan ini hanya sebatas ruh, mengingat para nabi telah wafat dan jasadnya telah terkubur di dalam tanah, kecuali Nabi Isa yang diangkat ke langit secara ruh dan jasad.

Namun, pendapat lain menyatakan bahwa pertemuan tersebut terjadi secara fisik dan ruhaniah. Mereka menguatkan pendapat ini dengan hadits yang menyebutkan bahwa para nabi dibangkitkan dari kubur mereka untuk bertemu dengan Rasulullah, yang kemudian mengimami shalat bagi mereka.

Menurut beberapa ulama, pendapat yang paling tepat adalah bahwa pertemuan tersebut terjadi secara fisik dan ruhaniah. Hal ini karena jasad para nabi dan rasul tidak hancur di dalam tanah, serta adanya bukti bahwa para nabi dan rasul hidup dan beribadah di dalam kuburan mereka.

Pertemuan Rasulullah dengan para nabi di Masjid Al-Aqsa juga menjadi peristiwa penting, di mana para nabi dan rasul merindukan bertemu dengan Rasulullah setelah mengetahui keagungan dan kemuliaannya melalui kitab suci mereka.

Dengan demikian, simpulan yang dapat diambil adalah bahwa ulama berbeda pendapat mengenai sifat pertemuan Rasulullah dengan para nabi dan rasul, namun banyak yang setuju bahwa pertemuan tersebut terjadi secara fisik dan ruhaniah. Hal ini menegaskan keistimewaan dan penghormatan yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Inilah 9 Alasan Isra’ Mi’raj Terjadi di Malam Hari

PPRU 1 Hikmah | Peristiwa Isra’ Mi’raj termasuk salah satu mukjizat Rasulullah Muhammad yang terjadi pada malam hari. Mengapa peristiwa ini terjadi pada malam hari? Ustadz M Alvin Nur Choironi memberikan sembilan alasannya dalam tulisannya di NU Online:

  1. Waktu yang tepat untuk khalwah: Malam merupakan waktu yang tepat untuk menyepi dan melakukan pengkhususan dalam ibadah.
  2. Waktu diwajibkannya shalat: Ayat dalam Surat Al-Muzammil ayat 2 memerintahkan umat Islam untuk melakukan shalat, menunjukkan pentingnya malam sebagai waktu ibadah.
  3. Ujian percaya terhadap ghaib: Malam menjadi ujian bagi para Mukmin untuk percaya terhadap hal-hal ghaib yang tidak dapat dicerna oleh akal.
  4. Waktu yang mulia: Malam memiliki keistimewaan karena sejumlah peristiwa penting terjadi pada malam hari dalam kehidupan para nabi sebelum Nabi Muhammad.
  5. Waktu berkumpul dengan orang tercinta: Malam adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai, sehingga Allah memberangkatkan Rasul pada malam hari.
  6. Satu-satunya waktu yang dijanjikan Allah: Malam merupakan satu-satunya waktu yang dijanjikan Allah sebagai waktu yang terbaik, seperti Lailatul Qadar yang tidak ada waktu lain yang memiliki keistimewaan seperti itu.
  7. Waktu turunnya wahyu pertama: Malam adalah waktu turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad.
  8. Waktu dikabulkannya doa: Malam adalah waktu yang dikabulkan doanya, menurut firman Allah dalam Surat Al-Furqan ayat 47.
  9. Waktu penyegaran pikiran dengan istirahat: Malam adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran dengan istirahat, sementara pagi diciptakan Allah untuk mencari penghasilan.

Peristiwa Isra’ Mi’raj mengandung banyak hikmah dan makna, dan terjadi pada malam hari karena alasan-alasan yang terkait dengan keistimewaan waktu tersebut.

Memahami Peristiwa Isra’ Mi’raj dengan Beragam Pendekatan

PPRU 1 Hikmah | Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang telah dipahami dan didekati dari berbagai sudut pandang. Abad Badruzaman, seorang penulis kolom dan Wakil Rektor III UIN SATU Tulungagung pada salah satu artikel NU Online, mengulas peristiwa ini dengan melihatnya dari perspektif historis, teologis, sufi, polemik, dan sastra.

Pada awalnya, Isra’ Mi’raj mungkin dianggap sebagai masalah iman, di mana kaum yang sudah mempercayai kenabian Muhammad langsung mempercayai tanpa bertanya bagaimana atau mengapa. Namun, seiring perkembangan waktu, peristiwa ini ditinjau dari banyak sudut pandang.

Berikut adalah beberapa pendekatan yang digunakan untuk memahami Isra Mi’raj:

Perspektif Teologis dan Sufi

  1. Isra’ Mi’raj dilihat sebagai pengalaman spiritual dan kudus yang membawa Nabi Muhammad ke hadapan Allah.
  2. Bagi kaum sufi, peristiwa ini dianggap sebagai representasi pengalaman mistis dan kehadiran Allah yang selalu menyertai hamba-Nya.

Perspektif Orientalis dan Sejarawan Agama

  1. Para orientalis dan sejarawan agama melihat perjalanan Nabi ke langit sebagai fenomena yang menarik dari sudut pandang sejarah agama.
  2. Mereka mencari paralel antara peristiwa ini dengan pengalaman religius lainnya dari budaya-budaya lain.

Pendekatan Polemik

  1. Beberapa mazhab, seperti Mu’tazilah, menganggap peristiwa ini sebagai penglihatan batin semata, sementara kaum modernis cenderung menginterpretasikannya secara serupa.

Perspektif Sastra

  1. Kisah Isra’ Mi’raj juga menjadi inspirasi bagi para penyair seperti Maulana Rumi, yang merumuskan rahasia shalat sebagai "oleh-oleh" terpenting dari Mi’raj.

Melalui berbagai pendekatan ini, Isra’ Mi’raj dipahami dalam konteks historis, teologis, mistis, dan sastra, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang signifikansinya dalam agama Islam.

Peristiwa Isra’ Mi’raj telah dipahami dan didekati dari berbagai sudut pandang, termasuk perspektif teologis, sufi, orientalis, sejarawan agama, polemik, dan sastra. Pendekatan-pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang signifikansi peristiwa ini dalam agama Islam.