PPRU 1 Sosok | Dalam artikel ini,
akan dibahas secara mendalam pemikiran Sheikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
mengenai hakikat manusia dan hubungannya dengan Tuhan. Sheikh Arsyad, seorang
ulama terkemuka yang berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam di
Nusantara, menyampaikan pandangannya yang mendalam tentang tasawuf (Sufisme),
yang tetap mempengaruhi pemikiran Islam hingga saat ini.
Menurut artikel ini, Sheikh Arsyad
meyakini bahwa segala sesuatu di alam semesta berasal dari Nur Muhammad (Cahaya
Muhammad). Meskipun konsep ini tidak dijelaskan secara rinci dalam kitabnya
"Kanzu Al-Ma'rifah," namun menunjukkan bahwa dia dipengaruhi oleh
konsep-konsep filsafat Sufi dan pemikiran filsafat Muslim seperti Al-Farabi dan
Ibnu Sina.
Sheikh Arsyad melihat eksistensi
manusia sebagai sesuatu yang sementara (majazi), sementara menekankan realitas
hakiki Tuhan. Dia berpendapat bahwa mencapai kesempurnaan sebagai manusia
memerlukan keyakinan kuat akan keesaan Tuhan (tauheed) dan mencapai keadaan
lenyapnya ego (fana) di mana seseorang benar-benar melebur dalam keberadaan
Ilahi.
Artikel ini juga membagi manusia
menjadi tiga kelompok berdasarkan perkembangan spiritual mereka: biasa (awam),
istimewa (khawas), dan istimewa sekali (khawas al-khawas). Keadaan tertinggi,
khawas al-khawas, dikatakan hanya dicapai oleh para nabi, di mana mereka
sepenuhnya tenggelam dalam keilahian.
Ajaran Sheikh Arsyad menekankan
pentingnya pengetahuan tentang baik Syariah (hukum Islam) maupun Haqiqah
(realitas batiniah) dalam membangun hubungan yang erat antara manusia dan
Tuhan.
Secara keseluruhan, artikel ini
memberikan wawasan tentang pandangan filsafat dan spiritual Sheikh Arsyad
tentang hakikat manusia dan jalan menuju kesempurnaan spiritual. Dengan
memahami konsep-konsep ini, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang hubungan
manusia dengan Tuhan serta perjalanan spiritual yang berkelanjutan.
0 comments: