PPRU 1 Sosok | Pernahkah
kamu penasaran dengan kisah santri sejati, seperti yang dialami oleh KH
Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU? Mari kita telusuri pengalaman berharga Kiai
Miftachul Akhyar selama masa nyantri, dari Tambak Beras hingga Lasem.
Sebagai
pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama (NU), KH Miftachul Akhyar memiliki latar
belakang yang unik. Ia adalah putra kedelapan dari tiga belas bersaudara dari
KH Abdul Ghoni. Dalam video berjudul "Pengalaman Menjadi Santri - Lebih
Dekat KH Miftachul Akhyar" di YouTube NU Online, Kiai Miftachul Akhyar
menceritakan awal pendidikannya.
"Saya
pendidikan kecilnya ada di rumah, ikut sekolah Rakjat (SR), namun hanya sampai
kelas 5. Sejak kecil, saya mondok," kata Kiai Miftachul Akhyar. Ia juga
menyampaikan bahwa awalnya nyantri di Tambak Beras Jombang, namun durasinya
tidak begitu lama.
Setelah
beberapa tahun di Tambak Beras, Kiai Miftachul Akhyar pindah ke Sidogiri pada
tahun 1967-1969, sampai kelas satu tsanawiyah. Namun, pada tahun 1970-an, ia
mengalami momen berhenti mondok selama setahun karena kesadaran diri dan
pergaulan yang hampir mempengaruhi dirinya.
"Setelah
itu, kira-kira tahun 1970-an, saya di rumah, tidak mondok. Abah marah terus
karena saya sudah mutung, tidak mau mondok. Saya bahkan tidak disapa selama
satu tahun," ungkap Kiai Miftachul Akhyar.
Namun, dengan
kesadaran yang muncul, Kiai Miftachul Akhyar memutuskan untuk kembali mondok.
Ia meminta pondok yang tidak memiliki sekolah, dan akhirnya melanjutkan
perjalanannya nyantri di Pesantren Al-Ishlah Lasem. Rencananya, ia ingin
melanjutkan belajar di Makkah, tetapi karena sakit, rencana itu tidak terwujud.
Pengalaman Kiai
Miftachul Akhyar menjadi santri tidak hanya berhenti di Lasem. Pada tahun
1977-1978, keinginannya untuk mengaji dengan Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki di
Malang juga terwujud. Ia mengikuti daurah selama 6-8 bulan bersama ulama
ternama tersebut.
Pengalaman
nyantri KH Miftachul Akhyar memberikan inspirasi tentang perjalanan hidup dan
kesadaran diri seorang santri. Meskipun mengalami hambatan, Kiai Miftachul
Akhyar terus menapaki perjalanan hidupnya dengan tekad dan semangat yang luar
biasa.
0 comments: