Kamis, 07 Desember 2023

Sering Dianggap Tabu dan Disalahpahami, Ini Tanggapan Komnas Perempuan Tentang Pendidikan Seks

 

PPRU 1 News | Maria Ulfah Anshor, Komisioner Komnas Perempuan menegaskan bahwa pendidikan seks harus dapat dipahami dengan baik. Namun, ia menyayangkan pendidikan seks justru sering disalahpahami dan dianggap tabu. Bahkan pendidikan seks kerap diartikan sebagai pengajaran kepada remaja tentang berhubungan seks. 

Dikutip dari NU Online bahwa Komisioner Komnas Perempuan menerangkan secara jelas apa yang dimaksud dengan pendidikan seks tersebut.

Foto: Maria saat memberikan tanggapannya perihal pendidikan seks

"Pendidikan seksualitas bukan pendidikan berhubungan seks. Sex education bukan mengajarkan bagaimana berhubungan seks," kata Maria.

Menurutnya, agar generasi muda dapat memiliki pemahaman yang benar dan sehat tentang seksualitas, perlu untuk mengatasi tabu-tabu yang sering dikaitkan dengan isu tersebut.

"Selalu dibilang tabu. Ini ngomongin aurat, ngomongin hasrat. Tapi kalau tidak dibicarakan, ya itu dampaknya. Remaja kemudian berbicara dengan teman sebaya yang sama-sama tidak tahu," ungkapnya.

Ia yakin pendekatan ini  penting untuk mengatasi kenyataan bahwa remaja saat ini menerima banyak  informasi tentang seks dari sumber-sumber yang sewenang-wenang seperti Internet.

"Dialognya nanya mbah Google. Di sini banyak sekali pengetahuan yang bisa di-googling, tapi ini kan belantara, rimba. Siapa pun bisa berselancar di situ, tergantung dari bagaimana mengembalikan hasrat seksual itu," ungkapnya.

Maka dari itu, panduan dalam pendidikan seks yang sesuai dengan usia anak menjadi hal yang disorot oleh Anggota Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU).

Maria menyatakan bahwa pendidikan seks haruslah memperhatikan tahap perkembangan anak dan memberikan panduan yang tepat sesuai dengan usia tumbuh kembang mereka. Ia juga menekankan bahwa mengendalikan hasrat seksual merupakan bagian dari pendidikan seks yang penting. 

Ia menegaskan bahwa hasrat seks tidak selalu harus dilepaskan melalui berhubungan seks, dan anak-anak perlu diajarkan cara mengendalikan serta mengalihkan hasrat tersebut dengan cara yang sehat.

"Kalau anak diajarkan bagaimana mengendalikan hasrat seksual, pendidikan kesehatan reproduksi itu bisa dialihkan. Hasrat seksual itu bisa dialihkan," tuturnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, Maria Urfa Anshor mendorong para pemangku kepentingan untuk mengembangkan pedoman pendidikan seks yang jelas dan sesuai dengan usia. Pendekatan ini dirancang untuk membantu remaja  memahami  hasrat seksual mereka dan mengelolanya dengan bijak dan sehat.

"Penting dibuat panduan untuk pendidikan seks ini sesuai dengan usia tumbuh kembang anak," pungkas Komisioner Komnas Perempuan tersebut.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: