PPRU 1 Sosok | Nyai
Solichah, lahir dari pasangan KH. Bisri Syansuri dan Nyai Hj. Nur Chadijah pada
11 Oktober 1922, dengan nama kecil Munawwaroh. Namun, setelah menikah dengan KH
Abdul Wahid Hasyim dan tinggal di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa
Timur, namanya berubah menjadi Nyai Solichah.
Dibesarkan di
lingkungan Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Nyai Solichah
belajar banyak hal mengenai agama Islam dari kedua orang tuanya, yang dikenal
sebagai kiai yang pertama kali mendirikan pesantren untuk kaum perempuan.
Pernikahannya dengan KH. Abdul Wahid
Hasyim memperkaya pengetahuannya, dan dukungan sang suami membukakan ruang
aktivitas yang lebih luas.
Nyai Solichah
aktif mengikuti suaminya, baik saat pindah ke Jakarta maupun ketika suaminya
dipanggil untuk tinggal di Pesantren Tebuireng. Selama perjuangan kemerdekaan,
Nyai Solichah terlibat dalam medan pertempuran, membantu para pejuang dengan
segala kebutuhan mereka.
Setelah
suaminya wafat pada April 1953, Nyai Solichah menjadi orang tua tunggal bagi
keenam anaknya. Di rumah, ia menjadi sosok orang tua yang peduli, sementara di
luar rumah, ia aktif sebagai politisi, menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dan
terpilih dalam DPR Gotong Royong (DPR-GR) atau Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS).
Nyai Solichah
tidak hanya duduk di kursi kantor, tetapi aktif di tengah masyarakat dengan
berbagai aktivitas. Ia menjadi pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama dan pendiri
Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKMNU). Sebagai ketua umum
YKMNU sejak pendiriannya pada tahun 1963 hingga akhir hayatnya pada tahun 1994,
Nyai Solichah mendorong peningkatan kesejahteraan perempuan Indonesia.
Melalui YKMNU,
Nyai Solichah mendirikan klinik-klinik bersalin, panti asuhan untuk anak-anak
yatim piatu, serta terlibat dalam program Keluarga Berencana. Ia juga
mendirikan berbagai yayasan, seperti Yayasan Bunga Kamboja, Pengajian
Al-Ishlah, Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, dan Lembaga Penyantun
Lanjut Usia.
Nyai Solichah
wafat pada 9 Juli 1994, meninggalkan warisan yang kuat dalam bentuk pelayanan
dan kesejahteraan bagi masyarakat Nahdliyin.
0 comments: