Minggu, 03 Desember 2023

Gerakan Boikot Sukses, Kerugian Israel Menurun Drastis

PPRU 1 News | Menyusul serangan besar-besaran militer Israel terhadap Hamas, seruan untuk memboikot produk-produk terkait Israel semakin meningkat. Banyak perusahaan yang menjadi sasaran boikot mulai merasa khawatir. Perusahaan mengeluarkan peringatan karena  jumlah pelanggannya dikabarkan berkurang akibat boikot.

Meski belum ada laporan mengenai kerugian  yang dialami Israel baru-baru ini, laporan Al Jazeera pada tahun 2018 memperkirakan bahwa gerakan boikot tersebut dapat menimbulkan kerugian hingga $11,5 miliar atau sekitar Rp180,48 triliun (dengan nilai tukar rupiah 15.694/US$) pertahun bagi Israel.

Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini. Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik Israel adalah penanggulangan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Bahkan, Benjamin Netanyahu selaku perdana menteri Israel telah bertindak untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot. Sebab, ribuan orang di Israel disebut berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.

Dampak Boikot Terhadap Perekonomian Israel

Dalam laporan Jerusalem Post, Israel membantah gerakan boikot tersebut dapat merugikan negaranya. Sebaliknya, kata mereka, hal ini “tidak meringankan, tapi justru menambah penderitaan rakyat Palestina.”

Organisasi non-profit berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), Brookings Institution, menyatakan bahwa gerakan BDS tidak akan secara drastis mempengaruhi perekonomian Israel. Sebab, sekitar 40 persen ekspor Israel adalah barang "intermediet" atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di tempat lain, seperti semikonduktor.

Selain itu, sekitar 50 persen  ekspor Israel adalah “barang terdiferensiasi” atau barang yang tidak dapat disubstitusi seperti chip komputer khusus.

Namun menurut data Bank Dunia, ekspor produk “intermediate” menurun tajam dari tahun 2014 hingga 2016, sehingga mengakibatkan kerugian sekitar $6 miliar atau sekitar Rp94,16 triliun.


Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: