Kamis, 28 Desember 2023

Candra Malik: Berdakwah Itu Bukan Head to Head, Tapi Heart to Heart

 


PPRU 1 News | Pada Sabtu (23/12), Candra Malik, yang pernah bekerja selama 10 tahun di Jawa Pos, berbagi pengalaman jurnalistiknya kepada awak media pesantren se-Jawa Timur dalam acara Multaqo Akbar dan Media Pondok Jatim Fest yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Falah, Kikil, Pacitan. Berbicara dalam acara talkshow "Taktik Ideal Pesantren Kuasai Dunia Digital," Malik memberikan wawasan tentang tantangan dan strategi dalam dunia jurnalistik modern.

Persaingan antara Media Cetak dan Online

Dalam memproduksi berita dan konten, Malik menyoroti persaingan antara media cetak dan media online. Dia mengungkapkan bahwa musuh utama media cetak bukanlah sesama koran, melainkan televisi dan media online. Keunggulan media online terletak pada kemampuannya menyajikan informasi secara real-time, sementara media cetak tetap harus mencetak berita mereka, yang dapat membuat beritanya menjadi basi.

Namun, Malik juga menyoroti kelemahan media online, seperti kecenderungan menyunting konten seenaknya, mengutamakan kecepatan daripada ketepatan, dan sering kali menghasilkan konten asal-asalan yang memprioritaskan judul yang menarik daripada substansi berita.

Tantangan di Media Online

Malik menyampaikan keprihatinannya terkait kecenderungan wartawan online yang meninggalkan etika jurnalistik, terutama dalam hal kecepatan. Dia menekankan pentingnya mempertahankan ketepatan dan kecermatan dalam menyajikan informasi. Kesalahan seperti typo dan lead yang tidak tepat bisa merusak kepercayaan pembaca.

Menurut Malik, wartawan online perlu membiasakan diri membaca dan mengedit ulang tulisan mereka untuk meningkatkan kualitas. Kesalahan elementer seperti typo dan kesalahan penulisan nama dapat menghilangkan kepercayaan pembaca.

Pesan untuk Penulis dan Media Pesantren

Candra Malik memberikan pesan khusus kepada wartawan dan penulis di lingkungan pesantren. Dia menekankan bahwa kualitas tulisan sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan pembaca. Dalam menghadapi kompetisi dengan penulis lain, penting untuk menyajikan konten yang berkualitas dan mudah dicerna oleh pembaca dari berbagai latar belakang pengetahuan.

Malik juga mengingatkan bahwa, meskipun penulis mungkin cerdas, penggunaan bahasa yang umum dan mudah dimengerti oleh semua orang adalah kunci agar tulisan dapat tersampaikan dengan baik kepada siapa pun, termasuk golongan yang paling lemah pengetahuannya.

Berdakwah dalam Era Digital

Dalam konteks dakwah, Malik menekankan pentingnya berdakwah secara "heart to heart" daripada "head to head." Dia menggambarkan bahwa berdakwah secara "head to head" adalah adu kepala, sementara berdakwah secara "heart to heart" adalah adu melembutkan hati. Pendekatan yang lebih lembut ini, menurutnya, lebih sering berhasil di masyarakat.

Candra Malik mengakhiri sesi talkshow dengan mengingatkan semua peserta bahwa dunia digital membawa tantangan baru dan melimpahnya informasi, termasuk sampah informasi. Oleh karena itu, penting bagi penulis dan media pesantren untuk berperang melawan konten negatif dengan menyajikan konten yang baik dan dapat menyentuh hati pembaca.

Saat ini, di era digital, tantangan terbesar adalah bagaimana media pesantren dapat bersaing dengan konten negatif dan meraih perhatian pembaca. Malik mengajak para penulis dan media pesantren untuk tetap menjaga kualitas tulisan, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan berdakwah dengan pendekatan yang lembut untuk mencapai tujuan mereka.

Dengan demikian, Candra Malik memberikan wawasan yang berharga tentang dinamika media, tantangan dalam era digital, dan pentingnya berkomunikasi secara efektif dalam berdakwah.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: