PPRU 1 Sosok | K.H.
Hasyim Asy'ari (10 Oktober 1871 – 25 Juli 1947) adalah seorang ulama Indonesia
yang dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam
terbesar di Indonesia. Beliau lahir di Gedang, Jombang, Jawa Timur, dan
memiliki peran penting dalam mengembangkan pendidikan, keagamaan, dan sosial di
tanah air.
Masa Muda dan
Pendidikan
Hasyim Asy'ari
berasal dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya, Kyai Asy'ari, adalah seorang
ulama terkemuka di daerah Jombang. Masa kecil Hasyim Asy'ari dihabiskan dalam
lingkungan pesantren, di mana ia belajar agama Islam secara mendalam. Pada usia
muda, ia sudah dikenal sebagai seorang yang cerdas dan berbakat dalam bidang
keagamaan.
Peran dalam
Persatuan Umat Islam
Hasyim Asy'ari
memiliki peran signifikan dalam menjaga persatuan umat Islam di Indonesia. Pada
masa itu, ada perbedaan pendapat antara kelompok modernis dan tradisionalis
dalam penafsiran agama. Hasyim Asy'ari berusaha menjembatani kesenjangan ini
dan membangun persatuan di antara umat Islam.
Pendirian
Nahdlatul Ulama (NU)
Pada tanggal 31
Januari 1926, Hasyim Asy'ari bersama para ulama lainnya mendirikan Nahdlatul
Ulama (NU) di Surabaya. Organisasi ini didirikan sebagai bentuk perlawanan
terhadap kolonialisme dan penyebaran paham modernisme di kalangan umat Islam.
NU juga didirikan untuk memajukan pendidikan dan kesejahteraan umat Islam
Indonesia.
Pendidikan dan
Dakwah
Hasyim Asy'ari
sangat vokal dalam mempromosikan pendidikan agama dan moral. Ia mendirikan
banyak pesantren di berbagai tempat di Indonesia. Pendidikan yang diberikan di
pesantren-pesantren ini tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga
pendidikan karakter dan keterampilan praktis.
Kiprah Politik
Hasyim Asy'ari
juga terlibat dalam dunia politik. Ia menjadi anggota Volksraad (Badan
Perwakilan Rakyat) pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun terlibat
dalam politik, Hasyim Asy'ari selalu memegang teguh prinsip keislaman dan
keutamaan agama dalam kehidupan bermasyarakat.
Wafat
K.H. Hasyim
Asy'ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 di kediamannya di Jombang, Jawa Timur.
Meskipun beliau telah tiada, pengaruh dan warisan keagamaan yang ditinggalkan,
terutama melalui NU, terus berkembang hingga hari ini.
Warisan dan
Pengaruh
Hasyim Asy'ari
dianggap sebagai tokoh yang berjasa dalam menyatukan umat Islam Indonesia dan
melindungi keberlanjutan nilai-nilai tradisional Islam di tengah-tengah
perubahan zaman. NU, yang didirikannya, terus menjadi organisasi Islam terbesar
di Indonesia yang berkontribusi pada berbagai bidang seperti pendidikan,
sosial, dan kesejahteraan umat.
Peninggalan dan
ajaran Hasyim Asy'ari terus diperjuangkan oleh para pemimpin NU yang kemudian,
menjadikan NU sebagai kekuatan yang memperjuangkan kedamaian, toleransi, dan
keberagaman di Indonesia.
0 comments: