PPRU 1 Sosok | Al-Jahiz, atau
nama panjangnya Abu Utsman ibn Bahr al-Kinani al-Basri, adalah seorang ulama
dan ilmuwan Muslim terkemuka yang lahir di Basra, Irak, pada tahun 163 H. Sejak
masa kanak-kanak, Al-Jahiz menunjukkan minat yang besar pada ilmu pengetahuan,
menandakan cintanya yang mendalam terhadap pembelajaran, membaca, dan menulis.
Tumbuh pada
periode ketika ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam berkembang pesat, Al-Jahiz
memperoleh pengetahuan lintas disiplin dari berbagai tokoh terkemuka pada
masanya, termasuk bahasa, sastra, sejarah, politik, akhlak, hingga biologi
tumbuhan dan hewan. Diketahui bahwa pada saat kematiannya, Al-Jahiz telah
menulis ratusan kitab dari berbagai bidang ilmu.
Salah satu
karya fenomenalnya yang masih menjadi rujukan adalah "Al-Bayan wa
At-Tabyin," yang membahas tema-tema sastra Arab, seperti gaya bahasa,
retorika, dan puisi. Karya lainnya yang tak kalah penting adalah
"Al-Hayawan," yang terdiri dari 7 jilid dan menjadi referensi utama
dalam ilmu zoologi, membahas lebih dari 350 spesies hewan.
Al-Jahiz juga
dikenal karena nasihat-nasihatnya, salah satunya berkaitan dengan pentingnya
cinta. Ia menyatakan bahwa manfaat yang dirasakan seseorang akan menimbulkan
rasa cinta, sementara kerugian akan menimbulkan kebencian. Nasihat-nasihat ini
mencerminkan pemahaman mendalamnya tentang psikologi manusia.
Tidak hanya
mencintai ilmu pengetahuan, Al-Jahiz juga memiliki keunikan tersendiri.
Terdapat cerita bahwa ia pernah lupa kuniyah (nama panggilan) sendiri selama
tiga hari karena kesibukannya dalam dunia pemikiran dan ilmu. Kejadian aneh ini
menunjukkan betapa ia tenggelam sepenuhnya dalam ilmu dan belajar.
Pada akhir
hidupnya, Al-Jahiz meninggal dunia pada tahun 255 H di Baghdad, Irak. Meskipun
terdapat perbedaan pendapat mengenai penyebab kematian, salah satu pendapat
yang masyhur menyebutkan bahwa ia meninggal karena tertimpa koleksi
buku-bukunya yang menumpuk. Hal ini mencerminkan kesetiaannya terhadap dunia
literatur dan pengetahuan yang telah membawa banyak kontribusi bagi peradaban
Islam.
0 comments: