Sabtu, 25 November 2023

Khutbah Jum'at, Gus Ulil, Ketua PBNU Khutbah Tentang Ini

PPRU 1 News | KH Ulil Abshar Abdalla atau yang biasa disapa dengan Gus Ulil, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ menghimbau kepada umat Islam, khususnya Nahdlyin untuk menghindari perdebatan dengan tujuan merasa lebih baik dari orang lain, karena hakikat perdebatan adalah mencari kebenaran.

Foto: Gus Ulil dalam R20

Hal di atas disampaikan pada Jumat (24/11/2023) dalam khutbah Jumat di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta.

Gus Ulil mengutip firman Allah dalam Al-Qur'an, Surat Al-An'am ayat 68. Ayat ini merupakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk menghindari ajakan debat dari kaum kafir Makkah.

Suatu ketika, Nabi Muhammad berhadapan dengan orang-orang kafir Makkah yang memperolok, mencerca, dan menghina ayat-ayat dan firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad di dalam Al-Qur'an.

"Jika engkau wahai Muhammad, melihat orang-orang kafir di Makkah pada saat itu, mereka berbincang-bincang mengenai ayat-Ku, mengenai firman-Ku, mengenai Al-Qur'an, maka janganlah engkau ikut bersama mereka. Maka berpalinglah engkau dari mereka," demikian Gus Ulil menerjemahkan ayat tersebut.

Ayat ini, menurut Gus Ulil menandakan bahwa berdebat mengenai sesuatu yang berkaitan dengan agama, terutama bersangkutan dengan Al-Qur'an, tak jarang justru akan menimbulkan akibat yang kurang baik.

"Karena itu, Kanjeng Nabi Muhammad diperintah oleh Allah untuk tidak berdebat dengan orang-orang kafir Makkah mengenai ayat Al-Qur'an. Karena seringkali perdebatan itu tujuannya bukan untuk mencari kebenaran, tetapi mencari kemenangan bagi orang yang berdebat," tutur Pengampu Ngaji Ihya Online itu.

Gus Ulil kemudian menjelaskan tentang penyakit mulut yang dibahas oleh Imam Ghazali di dalam Kitab Ihya Ulumiddin. Di dalam kitab Ihya disebutkan ada 20 penyakit mulut.

"Yang dimaksud di sini bukan penyakit gigi, tetapi penyakit-penyakit yang bisa muncul dari mulut manusia," papar Gus Ulil.

Salah satu dari ke-20 penyakit itu adalah al-mira' wal jidal yakni penyakit suka berdebat atau adu bicara dengan orang lain dengan tujuan bukan untuk mencari kebenaran.

Tetapi bertujuan untuk mengunggulkan diri sendiri, membesarkan ego sendiri, bukan untuk mencari kebenaran.

Sementara perdebatan yang diperbolehkan dalam Islam adalah perdebatan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. "Tetapi perdebatan semacam itu seringkali tidak terjadi," ucap Gus Ulil.

Kemudian ia menjelaskan sebuah hadits yang menyatakan bahwa suatu masyarakat tidak akan tersesat setelah diberi petunjuk oleh Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan.

"Jadi, perdebatan itu justru seringkali menjauhkan orang-orang dari kebenaran," ucapnya.

Meninggalkan pembicaraan, meski benar, Gus Ulil juga mengutip hadist Nabi Muhammad SAW bahwa seorang hamba belum sempurna iman dan agamanya jika tidak bisa meninggalkan pembicaraan meski berada di pihak yang benar.

Hadits lain mengatakan jika seseorang mampu melakukan hal-hal tersebut, maka ia akan mencapai keimanan atau keimanan yang hakiki, ada enam hal. Salah satunya akan meninggalkan pembicaraan meskipun anda berada di pihak yang benar.

Gus Ulil kemudian mengungkap makna mira' dan jidal, penyakit mulut sebagaimana yang dijelaskan Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin.

"Setiap usaha kita untuk menentang omongan atau pembicaraan orang lain dengan cara menyebutkan kekurangan-kekurangan di dalam pembicaraan itu. Itu yang disebut dengan mira'," jelas Gus Ulil.

"Kemudian yang disebut dengan jidal adalah kita mencoba untuk menunjukkan kelemahan orang lain dengan cara memperlihatkan kekurangan-kekurangan di dalam omongan dan pembicaraan, dan menuduh orang yang kita ajak berdebat sebagai orang yang bodoh," imbuh Gus Ulil.

Menurut Gus Ulil, jidal dan mira' terdapat perbedaan yang cukup mendasar. Pada jidal, ada unsur ingin menunjukkan diri lebih unggul dan orang yang diajak berdebat berada pada posisi yang lebih rendah.

"Ini semua oleh Imam Ghazali, oleh para ulama, Kanjeng Nabi, disebut sebagai penyakit-penyakit mulut yang harus dihindari umat Islam," pungkas Gus Ulil yang kemudian dilanjut dengan salat Jum’at bersama.

 


Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: