PPRU 1 News | Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra Divisi Ubudiyah mengundang Dr.
KH. Muhammad Adib Mursyid untuk memberikan mauidzoh hasanah pada Senin,
4 September 2023 di musala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra sebagai
alternatif bimbingan ibadah yang biasa dilakukan pada setiap malam Selasa.
Dalam kesempatan
tersebut, salah satu keluarga ndalem yang menjabat sebagai Rektor IAI
Al-Qolam Malang tersebut menyampaikan akan pentingnya bercanda dalam kehidupan
sehari-hari. “Tetapi jangan sampai membayangkan bahwa bercanda itu hanya yang
urakan itu karena bercanda itu cakupannya luas,
Ada banyak sekali
contoh dari masyayikh kita yang walaupun beliau-beliau sudah lanjut usia
dan mempunyai wibawa, beliau tidak lepas dari kebiasaan bercanda,” papar beliau
melanjutkan.
Beliau lantas
menyebutkan contoh bagaimana KH. Yahya, pendiri PP. Raudlatul Ulum 1 dalam
bercanda dengan santrinya.
“Suatu hari,
kira-kira pada tahun 60-an, di tahun
itu, Kiai masih sehat dan bangunan pondokpun juga baru jadi. Pondok belum ada
listrik pada waktu itu. Karena pada tahun 60-an itu, listrik kan belum masuk ke
desa-desa. Di Desa Ganjaranpun masih menggunakan lampu strongking.
Jadi pada saat itu, ketika beliau hendak membangunkan santri di jam 3 pagi, ada salah satu santri yang bangun dan melihat keberadaan Kiai. Tetapi yang anak santri itu lihat bukan Kiai. Karena pada waktu kondisi pondok memang gelap. Yang santri itu lihat adalah seseorang dengan sulutan rokok yang ada di tangannya.
Karena santri itu
tertarik, akhirnya santri itupun mendekati orang yang ada dalam kegelapan
tersebut. “Bagi dong, cak!” ucap santri tersebut kepada Kiai Yahya. Kiai
Yahyapun memberikan rokoknya untuk di-join sampai beberapa sedotan.
Ketika santri itu merasa puas dan mengucapkan terima kasih dan Kiai Yahya
menjawab, santri itupun terperanjat ketika mendegar jawaban sama-sama dari
orang yang berada di sampingnya. Santri itu merasa tidak asing dengan suara
berat yang menjawab sama-sama. Ketika santri itu melihat dengan teliti wajah
dari orang yang memberikannya beberapa sedot rokok tersebut, santri itu malu bukan
kepalang ketika ternyata yang memberikannya beberapa sedotan rokok tersebut
adalah Kiainya sendiri, Kiai Yahya,”
“Jika Kiai Yahya
adalah orang yang tidak senang bercanda,” lanjut pria dengan sapaan akrab Gus
Adib tersebut “tentu Kiai Yahya akan marah dan menghukum santri tersebut karena
telah berbuat tidak sopan kepada dirinya. Tetapi yang beliau lakukan justru
malah sebaliknya, memberikan beberapa sedot rokok untuk bisa dinikmati
bersama.” Pungkas beliau dalam menveritakan bagaimana Kiai Yahya menyikapi santrinya
dengan bercanda.
Selain Kiai Yahya, Kiai Zainulloh (Mursyid tarikat An-Naqsabandiyah), Kiai Wahab Hasbullah (salah satu pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama’) dan beberapa ulama terkemuka juga mempunyai hobi yang sama, bercanda.
Selain bercerita tentang
betapa gemarnya ulama-ulama terdahulu dalam bercanda, beliau juga menyampaikan
bahwa ada banyak sekali manfaat yang akan diperoleh apabila seseorang suka
bercanda. Salah satunya adalah tidak mudahnya seseorang tersebut terjangkit
stres. Karena dengan bercanda, seseorang akan lebih santai dan rileks dalam
menghadapi masalahnya.
Ketika azan Isya’
berkumandang di sekeliling pesantren, beliau melanjutkan beberapa cerita yang
kemudian menutupnya dengan QS. Al-Fatihah[].
*Oleh: Muhammad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1 Putra)
0 comments: