Tak dapat dielakkan
lagi, kata liburan memang banyak disukai oleh kebanyakan lapis kehidupan manusia.
Mulai dari para pekerja, ataupun dengan yang lainnya, termasuk juga santri. Ketika
pra-acara dimulai dengan pembacaan selawat yang diiringi dengan hadrah habsyi,
segenap santri yang kebanyakan hendak akan melakukan liburan turut meluapkan kebahagiaannya
dengan ikut berselawat dengan segenap suara.
Gegap gempita
terus saja membanjiri Aula Lantai II ketika pembawa acara membacakan siapa saja
yang memenangkan perlombaan yang diadakan berhari-hari sebelum acara haflah
dilaksanakan. Ada yang hanya bertepuk tangan dan ada pula yang rela
mengeluarkan suara kerasnya hanya demi merayakan temannya yang menang. Mereka
turut mersakan apa yang temannya rasakan. Gegap gempita itu terus saja
membanjiri Gedung Aula seiring dengan serunya suasana persaingan yang ada. Mulai
dari cabang lomba yang bersifat rohani seperti Tahfidz Alfiah Ibnu Malik,
hingga yang bersifat jasmani seperti bola voli dan tusuk balon.
Akhirnya, gegap
gempita itu mulai menyurut tatkala pembawa acara Muhammad Farhan membacakan
susunan acara. Dan ketika itu, suasana yang tadinya penuh dengan gegap gempita,
kini diganti dengan rasa khidmah. Sambutan pertama disampaikan oleh ketua
pelaksana yang dalam hal ini disampaikan oleh Ketua Divisi publikasi Ust.
Mukhlis Akmal Hanafi. Sementara sambutan yang kedua disampaikan oleh Kepala Pesantren
yang dalam hal ini disampaikan oleh Gus Abdurrohim said.
Suasana khidmah
terus saja terasa. Namun ketika pembawa acara memberikan mandat pembacaan para
jawara kelas yang akan diberi hadiah kepada panitia ujian Madin (madrasah
diniyah), seketika itu riuh aula kembali terdengar dengan tepuk tangan dan
sorak sorai para santri. Dan saat ini, gegap gempita para santri kembali
mengaung-ngaung diatap aula lantai dua.
Setelah acara
penyebutan para jawara kelas sekaligus pemberian hadiah itu telah selesai, acara
kembali khidmat ketika panitia acara membacakan satu persatu nama-nama dari
para santri yang hendak di Wisuda. Baik yang di wisuda Nadzom Mantiq (Sulamul
Munawaroq), ataupun yang di wisuda atas kelulusannya dalam menempuh pendidikan
di Madrasah Diniah Raudlatul Ulum 1. Acara seakan terasa lebih kidmat ketika renungan
yang dibaca oleh ustad umar menyentuh hati dari para pendengarnya.
Sebagai
paripurna, acara yang diprakarsai langsung oleh divisi publikasi itu
menutupunya dengan doa-doa. Doa yang pertama dipanjatkan oleh kh. Mukhlis
yahya. Doa yang kedua dipanjatkan oleh agus abdurrohman said. Dan doa yang
ketiga dipanjatkan oleh kh. Dr. Muhammad adib M. Ag.
Dalam sebelum
panjatan doa, para masyaikh tersebut juga tak lupa memberikan arahan demi
arahan yang seharusnya dilakukan oleh para santri. Mulai dari kekreatifan,
ketekunan hingga menjaga nama baik pondok pesantren yang di implementasikan melalui
tingkah laku dalam bermasyarakat.
Demikian.
Sekian. Wassalam[].
0 comments: