SEMUA AKAN INDAH
PADA SAATNYA
Oleh: Mukarromah
Menunaikan ibadah haji
adalah keinginan setiap muslim, haji tidak hanya dilaksanakan oleh orang kaya
saja, tapi haji juga dilakukan oleh manusia
yang dulu masih berada di dalam tulang sulbi yang mejawab seruan nabi Ibrohim
dengan kalimat talbiyah yang telah Allah catat bahwa ia akan mengerjakan haji
sampai hari kiamat. sama halnya dengan pak Harits dan istrinya yang
berharap termasuk orang yang ikut menjawab seruan nabi Ibrohim tersebut. Pak
Harits juga mempunyai keinginan besar untuk menunaikan rukun islam yang kelima
ini, yaitu haji. Pak Harits yang hanya seorang buruh bangunan terus beruhasa untuk
mencapi keinginan besarnya tersebut. Hujan panas tidak membuatnya patah
semangat bekerja, demi rupiah yang sedikit demi sedikit dikumpulinya.
Ketika
pak Harits sedang duduk di ruang tamu bersama sang istri, pak Harits bercerita
pada sang istri bahwa ia mempunyai keinginan untuk daftar haji. Sang istri
tekejut “bapak mau haji?” Tanya sang istri. “ iya… bapak mempunyai niatan untuk
daftarin ibu haji.” Sambil memandang lekat mata sang istri pak Harits menjawab.
“ tapi… bapak dapet dari mana uang?” Tanya sang istri lagi. “bapak itu dari
dulu ngumpulin uang sedikit demi sedikit bu… tapi bapak nggak kasi tau ibu,
soalnya takut nggak jadi.” Ibu Mufida terharu dengan apa yang disampain
suaminya tersebut. Ia tidak menyangka bahwa apa yang selama ini diimpikannya
akan menjadi nyata. Sambil memegang tangan sang suami, sang istri mengucapakan
banyak-banyak terima kasih pada suaminya itu.
Pagi
itu, hendak berangkat kerja perasaan pak Harits tidak enak, ada sesuatu yang
mengganjal dipikirannya. Tapi, ia selalu berhusnudzon dengan scenario tuhan
“yang semua akan indah pada saatnya”. Seperti biasa pak Harits pamit pada
anak-istrinya, merekapun menyalami pak Harits bergantian dan tak lupa pula sang
istri membawakannya bekal untuk makan siang. Keberangkatan pak Harits
menyisakan anak dan istrinya. Setelah usai mempersiapkan bekal sang suami, ibu
Mufidah istri dari pak Harits ini sibuk untuk mengurusi anaknya yang hendak
berangkat sekolah. Segala perlengkapan sudah dipersiapkannya sejak subuh tadi,
tinggal menggunakannya dan mengantarnya ke sekolah. Usai mengantarkan, ibu
Mufidah melanjutkan aktivitas rumahnya seperti menyapu, mencuci pakaian,
mencuci piring dan lain sebagainya. Ketika ibu Mufidah menata piring yang sudah
dicucinya ke rak piring, cetaaaaaarrrrr…..!!! tiba-tiba piring yang dipegangnya
terjatuh kelantai. Seketika itu perasaan ibu Mufidah berubah menjadi tidak
enak, teringat pak Harits yang sedang kerja. Ibu Mufida berusaha
menetralisirkan keadaan hatinya yang sedang gundah. Namun nihil, rasa
berkecamuk di dalam hatinya terus menghantuinya.
Di
ruang tv sana, ibu Mufida mendengar telvonnya sedang berdering, langkah kakinya
pun tertuju pada sumber suara tersebut. Terlihatnya ”annisa” nama kontak sepupu
dari suaminya, dengan segera ia mengusap layar yang berwarna hijau sebagai
tanda jawab panggilan.
“assalamualaikum
mbak…” ibu Mufida memulai obrolannya.
“waalaikumsalam
bu…” jawabnya dari sebrang.
“Ada
apa ya, kok nggak biasanya telvon?”
Tanya bu Fida penasaran.
“emm…
anu bu… sebelumnya saya minta maaf… suami ibu….” Gantung Nisa’ pada bu Fida.
“ada
apa dengan suami saya mbak?” Bu Fida semakin penasaran dengan apa yang terjadi
pada suaminya.
“
suami ibu tadi kecelakaan ketika kerja. Mata bagian kirinya terkena peltasan
besi. Sekarang suami ibu berada di RS Sudarso. Ibu yang sabar ya.” Begitulah
ungkap mbak nisa perihal keadaan suami bu fida.
Seketika
itu tenggorokan bu Fida terasa tercekat bibirnya mengatup rapat, serta peluk
matanya berair. Bu Fida segera menghubungi sanak keluarga terdekatnya untuk
mengantarkannya ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan bu Fida tiada
henti-hentinya menangis. Kendaraan yang ditumpanginya terasa sangat lambat, bu
fida ingin lekas sampai di rumah sakit, bu fida serasa ingin menyuruh sang
supir untuk mempercepat kendaraannya.
Sesampainya di rumah sakit, di ruang tunggu sudah banyak
sanak saudara dan rekan kerja pak Harits yang lebih dulu hadir dibanding bu
Fida. bu fida langsung menemui suaminya yang tengah terbaring lemah di kasur
biru itu. Pak
Harits sudah menerima perawatan dari dokter. Dan pak Harits pun terlihat sedang
istirahat. Bu fida tidak kuat melihat keadaan sang suaminya tersebut, ia hanya
bisa minta yang terbaik pada Allah dan ikhtiar.
Kesokan
harinya, pak harits menjalani operasi matanya yang cukup parah. Di luar bu Fida
beserta para keluarga yang lain menanti cemas usainya operasai. Operasi
berlangsung sekitar satu jam, dokterpun satu demi persatu keluar dari ruang
operasi dan memberi kabar bahwa sanya operasinya berjalan dengan lancar.
“alhamdulillaaaahh…” dengan serentak bu Fida dan keluarga yang lain menjawbnya.
Pasien
bernama Harits prasmaya itu dipindah ke ruang inap biasa. Tiga hari op name
akhirnya pak Harits diperbolehkan dibawa pulang. Masalah biaya semua ditanggung
oleh pemilik proyek kerja itu. Jadi Pak Harits beserta istrinya tidak perlu
mengeluarkan biaya.
Beberapa bulan kemudian…pak Harits memulai aktifitasnya
kembali sebagai buruh bangunan demi mencapai sesuatu yang diinginkannya
tersebut.
Hari
terus berlalu. Pak Harits merasa matanya kurang begitu sembuh total, dan ia pun
mempunyai keinginan untuk memeriksakannya pada dokter yang benar-benar
spesialis. Tanpa berpikir panjang, pak Harits memantapkan keinginannya
tersebut. Ia bertekat untuk periksa ke Negara tetangganya yaitu, Malaysia.
Segala perlengkapan telah dipersiapkan.seperti paspor dan lain sebagainya.
Sebenarnya keluarga pak Harits ini bukanlah orang yang begitu kaya, tapi demi
kesehatannya ia bersih keras memberanikan diri untuk periksa keluar negri.
Masalah biaya kali ini pak Harits harus membayarnya sendiri. Untuk sementara
waktu ia menggunakan uang yang ditabungnya untuk daftar haji. Pak Harits merasa
tidak enak pada sang istri karena harus menggunakan uangnya untuk sementara
waktu. Dengan hati ia memberi tahu istrinya. “ bu… sebelunya bapak minta maaf,”
“minta maaf buat apa pak?” sang istri langsung menjawabnya. “masalah daftar
yang pernah kita bicarakan….” Pak Harits masih menggantung kalimatnya. “kanapa
dengan itu?” Tanya istrinya. “uangnya untuk sementara waktu bapak gunakan dulu
buat berobat, boleh?” dengan perasaan tidak enak pak Harist mengungkapknnya.
“aduuu,,,. Ya tentu bolehlah pak, kan itu juga buat kebaikan bapak. Gitu aja
bapak masih minta maaf” ucap sang istri tanpa beban. “bapak hanya nggak enak
aja sama ibu”. “ kalau toh haji takdir kita, kita pasti akan melaksanakannya
bagaimanapun caranya itu” “terima kasih bu atas pengertiannya” ucap suami
dengan rasa bersalah.
Ketika
persiapan sudah lengkap, akhirnya pak Harits bersama dua kerabatnya berangkat
ke Malaysia menggunakan pesawat “Lion Air”jurusan Jakarta-kucing. Disana
pak Harits tak lam hanya tiga hari pulang-perginya.
Kembalinya
ke tanah air, pak Harits memulai aktivitasnya kembali, ia berusaha untuk
menutupi dana haji yang telah digunakannya tersebut. Benar dengan takdir tuhan
yang “semua akan indah pada waktunya”. Setelah lama pak Harits menabung uang
untuk menutupi dana haji yang telah digunaknnya, akhirnya ia dapat menutupinya
kembali, walau ia harus berulang kali kontrol ke dokter spesialisnya. Sekarang
mata pak Harits sudah membaik dan ia pun memantapkan niatnya untuk mendaftarkan
diri dan istrinya haji, hanya menunggu waktu untuk menemui ka’bah-Nya. Bersabarlah
dengan semua alur cerita-Nya. ”Semua akan indah pada saatnya.
How to make money from online casino games - Work
BalasHapusMaking money 메리트 카지노 주소 from online casino 샌즈카지노 games. In my experience I've had enough หาเงินออนไลน์ of a hand at online casino games in the past few years.