SIMATREN &
RU-MART, LANGKAH BERANI
DARI PESANTREN
TUA
Oleh: Badruzzaman ibn Mas’ud
Pondok Pesantren adalah pilar syariat yang
telah lama hadir di Bumi Nusantara bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Santri,
Kyai, beserta Pondok Pesantren turut andil dalam perjuangan kemerdekaan Republik
Merah Putih ini, maka sampai kapanpun Pondok Pesantren tak akan pernah terhapus
dari sejarah perjalanan panjang Indonesia.
Di Pondok Pesantren diajarkan tentang Tauhid,
Fikih, Tashawuf dan lain sebagainya. Semua yang berkaitan dengan agama selalu dianggap
suci oleh masyarakat dan itulah paradigma yang telah tumbuh mengkristal. Di
Pesantren para pelajar yang lebih kondang dengan sebutan santri terkenal dengan
akhlaknya yang menawan, tutur kata yang menakjubkan, dan wajah yang rupawan.
Agama Islam mengajarkan untuk tawakkal, tawakkal itu
adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan dan ikhlas menerima apapun
hasil akhirnya. Agama Islam-pun mengajarkan untuk qona’ah yang jika diartikan secara
istilah, qanaah memiliki arti merasa cukup serta rela menerima apa
yang diberikan oleh Allah SWT. Tetapi yang harus digaris bawahi apakah tawakkal
danqona’ah direalisasikan dengan kekolotan? Dengan pakaian santri yang compang
camping? Dengan busana santri yang kusam seolah tak pernah dicuci berbulan-bulan?
Dengan tidak bolehnya Praktisi Pondok Pesantren terjun ke dunia politik? Ini adalah
sedikit contoh dari paradigma yang sudah mengkristal dari pandangan beberapa kalangan
atas Santri, Kyai, dan Pondok Pesantren. Tatkala Santri menggunakan pakaian kusam,
jelek, warna yang memudar disebut santri kok tidak bersih?, padahal kebersihan adalah
sebagian dari iman. Tatkala wujud fisik dari Pondok Pesantren memprihatinkan dan
sedikit-banyak tidak layak huni, disebut Pondok Pesantren kok jelek amat?. Tatkala
pembayaran biaya Pondok Pesantren dinaikkan nominalnya, disebut Pondok Pesantren
kok menyebarkan agama berkedok finansial? Tatkala praktisi atau alumni Pondok Pesantren
atau bahkan Kyainya terjun memperjuangkan rakyat dijalur dunia perpolitikan,
disebut Kyai kok masuk partai, partai kan banyak korupsinya, dunia politik kan identik
dengan dunia “hitam”?.
Ini adalah mindset yang keliru dan bisa
diperbaiki. Islam dan Pondok Pesantren memang mengajarkan tawakkal dan qona’ah tetapi
jangan lupa pula bahwa Islam dan Pondok Pesantren mengajarkan umatnya agar berikhtiar
dan berdo’a. Bersamaan dengan itu kemajuan teknologi yang mendunia tak bisa dielakkan.
Demam teknologi telah menjadi candu para ahli IT untuk berlomba menghasilkan teknologi
mutakhir yang berguna dalam kehidupan manusia. Sebut saja Mobil Listrik bernama
Tesla hasil karya Elon Musk. Kini dengan kecanggihan teknologi, kita bisa berjalan
menggunakan mobil Tesla tanpa menyentuh kemudinya, biarkan Tesla dan kecanggihannya
mengantarkan kita ketempat tujuan. Sembari Tesla mengantarkan kita dalam perjalanan,
kita bisa dengan santuy ngopi, You-tube-an, video call pacar dan terserah apapun
yang kita mau. Atau mari kita beralih ke sesuatu yang lebih simple yakni
Telpon Genggam atau Handphone atau HP. Saat ini, siapa yang tidak kenal dengan
barang mungil bernama HP ini dan sudah berapa banyak orang dibelahan dunia yang
tidak bisa hidup tanpa barang ini. Teknologi bias mendatangkan kemaslahatan namun ia
juga bias menghadirkan kemudaratan.
Sisanya tergantung bagaimana kita sebagai
user menggunakannya.Poinnya adalah manusia tidak bias dan tidak boleh menolak Teknologi.
Tanpa menafikan tawakkal dan qona’ah, ditambah
dengan kesederhanaan yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren klasik. Langkah berani
itu akhirnya datang dari Pesantren tua bernama Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi
Malang. Dikenal sebagai Pesantren Tua yang tak terhempas oleh kerasnya zaman,
Pesantren yang didirikan oleh Al-Mukarrom Al-Maghfirlah KH Yahya Syabrowi ini tetap
exis dan bersaing. Yang terbaru kini PPRU 1 telah maju dengan terobosan teknolgi
bernama Simatren. Simatren adalah singkatan dari Sistem Informasi Pesantren. Kini
dengan mudahnya para wali santri dimanapun mereka berada bisa mengakses setiap informasi
tentang putra-putrinya dilaman https://simatren.com/. Tidak harus diakses melalui PC, laman https://simatren.com/ juga bisa diakses melalui gadget. Ragam informasi
tersaji di Simatren seperti kegiatan Pondok Pesantren, adminitrasi umum,
administrasi keuangan, prestasi Santri dan akan terus update menu kedepannya.
Simatren menjadi barang wajib yang harus diketahui oleh wali santri. Ini adalah
langkah maju nan berani dengan memanfaatkan teknologi dan internet. Yang lebih membanggakan
lagi, Simatren merupkan karya dari Kepala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1
Putra yakni Gus AbdurrohimSa’id, M. Pd.
Saat ini pengguna Simatren tidak hanya PPRU 1
Malang, Karya Master-piece dari Gus Abdurrohim ini setidaknya sudah diaplikasikan
oleh 10 (sepuluh) Pondok Pesantren. Seperti beberapa Pondok Pesantren di Desa Ganjaran,
PP. Al-Jawi
Surabaya, PP. Darun Najah Jember,
PPRU Al-Khaliliyah Kubu Raya, PP.
Darut Tauhid Injelan Sampang,
dan PP. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an 3 Batam. Jelas ini merupakan prestasi
di dunia Kepesantrenan
yang semula dicap kolot tapi kini
modern dan bersaing.
Tidak berhenti sampai disitu,
kini Pondok Pesantren
yang diasuh oleh
Al-Mukarrom KH Mukhlis Yahya
juga bersaing dibidang ekonomi pesantren. Hal
ini diwujudkan melalui lahirnya The
New RU-Mart,
sejatinya koperasi bukan barang baru
di Pesantren ini tapi
kali ini berbeda.
RU-Mart hadir dengan wajah segar,
siap melayani pembeli dari dalam dan luar Pesantren.
Menu yang adadi dalam nyapun tidak sekedar kebutuhan sehari-hari melainkan
juga sedia aneka Kitab-Kitab Kuning Klasik serta bahan
ajar lainnya.Jika anda merupakan
alumni PPRU 1, maka tidak sah rasanya jika belum mengetahui dan berbelanja
di RU-Mart yang kini dipimp inoleh
Gus Syarif Hidayatullah,
M.Pd. dan Ust Umar Faruq,
M. Pd.
Proses pembayarannya-pun
di RU-Mart sudah modern dengan menggunakan barcode seperti
di supermarket besar. Secara tidak langsung hal ini memperkenalkan kepada
para santri tentang kemajuan dan modernisasi teknologi
yang sudah diterapkan dibanyak tempat. Sehingga santri tidak kaget juga bias beradaptasi dengan modernisasi
teknologi.
Tidak akan berhenti hanya sampai disini,
kedepannya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang akan kembali
melakukan terobosan yang konstruktif demi kemaslahatan bersama. Akhir kata, inilah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum1
Malang yang tidak anti akan Modernisasi Teknologi.
0 comments: