Oleh: Mursyid Hasan
“Piringan
Matahari Hampir Lenyap Di Tepi Langit
Berganti Malam Yang
Dingin Merasuk Kulit
Kau Bagaikan Senja
Yang Datang Sekejap
Lalu pergi”
Cerita
menarik seputar kewalian KH Yahya Sabrowi
ini kami dapatkan sumber datanya dari salah satu alumni sepuh yang
sekarang tinggal di Kecamatan Wajak desa Sumber putih, beliau bernama H Kholid,
mungkin nama beliau kedengaran asing di telinga kita, namun tidak diluar sana.
Saat
acara Turun daerah “Turda Isadarma” kami berkempatan ngobrol sejenak dengan Aba
Kholid sebutan kami, beliau termasuk orang yang ramah dan bersahaja, di
sela-sela obrolan kami beliau sempet menceritakan saat mondok dulu di Raudaltul
Ulum 1.
KH
Yahya Sabrowi terkenal dimata masyarakat dan santrinya sebagai sosok yang
istiqhomah nan karistamik dalam bidang keilmuan dan ibadah, salah satu yang paling
di ingat adalah selalu istiqomah untuk menjadi imam bagi santri-santri beliau.
Suatu
saat Ketika KH Yahya Sabrowi jatuh sakit Songkan dalam bahasa madura, yang
tidak memungkinkan beliau menjadi imam di musholla putra, Aba Kholid selaku
abdi dalem Kyai Yahya beliau di panggil oleh Nyai Mamnumah Bukhori perihal
sakit yang di derita oleh Kyai Yahya.
Nyai
Mamnunah memerintahkan Aba Kholid untuk sowan dan minta barokah doa kepada ulama karismatik bernama Kh hamid
pasuruan, suapaya kyai yahya bisa menjadi imam bagi santri-santrinya lagi.
Dengan
ketawadluan dan penuh kehati-hatian beliau berangkat menuju kota pasuruan
dengan membawa titah dari Nyai sepuh.
Sesampainya
di kediaman ulama yang terkenal dengan kewalian ini sudah banyak orang yang
ingin sowan kepada beliau, saat itu beliau sedang bermunajat kepada Allah di
musholla yang beliau bangun.
Saat
ulama karismatik ini keluar dari musholla beliau langsung berkata kepada Aba
kholid yang sejak tadi menunggu beliau
“Ojok
jalok dungo nang aku cah, aku iki guduk dukun”, dawuh Kyai Hamid singkat.
Kata-kata ini mengagetkan aba kholid, pasalnya beliau sepatah katapun
belum menyampaikan maksud kedatangannya
ke kota pasuruan.
Keringat mulai berkucur
deras detak jantung mulai tidak stabil
Aku tergetar
terkapar
ketika Ia memandangku
kekasih….
pada wajah Guruku
“Ngapunten
Kyai, maksud kadatangan saya kemari karena dapat titah dari Nyai mamnunah
Bukhori untuk minta barakah doanya, karena saat ini Kyai Yahya sedang sakit”
Ucapan beliau terbata-bata karena kyai hamid terus memandangi wajah beliau beliau.
Belum sempet beliau
meneruskan dawuhnya, kyai hamid sepontan dawuh.
“Wes
mole ae awakmu cah, kyai yahya kui wali, iso dungo dewe”, Bahasa jawa sambil
menepuk pundak beliau lalu berlalu meninggalkan aba kholid serang diri
Pulang
saja cah, kyai yahya itu wali, bisa doa sendiri
Dengan perasaan
bersalah karena tidak mendapatkan apa yang di minta oleh Nyai Mamnunah, aba
kholid memutuskan pulang dengan wajah lesu dan sedih. Dalam hatinya bergumam
“Opo seng kate tak
sampekno nang Nyai sepuh”, Apa yang harusnya saya sampaikan kepada nyai sepuh.
hatinya terus di
hinggapi rasah bersalah karena pulang tanpa membawa kabar gembira.
Terbiasa
diam seribu bahasa saat aku merasa bersalah
Ingin memulai bersua namun nyali tak seberapa
Mencoba berteriak kepada semesta untuk melepas sesak di dada
Lega memang, tapi tetap saja tak mengumpulkan daya untuk berkata
Sesampainya di Gerbang pesantren betapa terkejutnya Aba Kholid
melihat santri berjamaah di imam oleh Kyai Yahya Sabrowi, padahal keberangkatan
beliau ke kota pesantren Sosok karismatik itu masih terbujur lemas di atas
tempat tidur.
Beliau masih di buat takjub dengan kejadian yang baru saja beliau
alami.
Ntah harus dari mana ku memulai cerita ini
Dan kepada siapa cerita ini ku mulai
Kabut sunyi perlahan mulai merayap
Ingin
rasanya ku bertemu denganmu
Tapi, menyapamu saja aku tak mampu
Lalu, apa dayaku?
Bahkan anginpun membisu
Mungkin bagiku cukup Tuhan yang tahu
Tentang apa dan bagaimana perasaanku
Karena bahagiaku, masih bisa menyelipkan namamu dalam setiap doa
Agar aku selalu mendapatkan ridlo dan barakahmu.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ
بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
0 comments: