NAMANYA FAHAM
Oleh: Muhammad farhan
Namanya faham, Mungkin, itulah makna
yang digantungkan di lauhul Mahfudz sana oleh kedua orang tuanya.
Sosok yang baru mondok beberapa hari
ini, sebetulnya sosok yang sudah tinggal lama di bawah birunya langit desa
santri. Walaupun masih berada dikelas tiga III MI (madrasah ibtidaiah) tapi
lihatlah! Niatnya untuk mondok tak dapat ditumbangkan oleh angin yang
menerjang. Bahkan bujukan orang tuanyapun untuk mondok ketika hendak kelas enam
(VI MI) tak dapat mempengaruhi niatnya yang tertancap mantap dalam hati.
Namanya Fahmi. Untuk maknanya? Untuk
sementara ini, anggap saja, makna dari nama yang disematkan oleh kedua orang tuanya
adalah faham.
Setidaknya, harapan itulah yang oleh
kedua orang tuanya terus ditumpuk dalam lubuk. Bukan hanya sebatas memahami
suatu kata demi kata dalam buku bacaan, tapi tentu lebih dari itu. Dapat juga
memahami gores demi gores yang dicipta oleh si-esa. Dengan harapan itulah,
kedua orang tua nya menamainya dengan fahmi.
Bukankah memang sangat penting
hukumnya bila kita harus bisa memahami suatu perkara? Bukankah apa yang ada di
dunia sebetulnya hanya berdasarkan pada pemahaman belaka? Tidak dengan lainnya.
Bukankah memang seperti itu adanya.
Tapi jangan sampai dilupa bahwa
untuk memahami suatu hal yang dianggap penting, akan dihadapkan dengan kondisi
yang genting. Bukankah suatu hal yang mewah harus juga dihadapi dengan susah
payah?
Berlian misalnya. Berlian yang
berada di dasar samudra atau yang sudah ada di muka dunia, esensinya sama,
susah untuk mendapatkannya. Untuk dapat memiliki berlian yang masih berada
dasar samudra, tentu dibutuhkan keberanian. Untuk berlian yang ada di muka
dunia, tentu dibutuhkan banyak pengeluaran.
Sudah jelas bukan bahwa esensi dari
padanya sama, walau di dua tempat yang berbeda. Bila berlian itu masih berada
di dasar samudra, maka tentu harus berani untuk berhadapan dengan ikan buntal
yang ganas, ikan pari yang menyengat,bahkan ikan hiu yang mematikan. Bukan
hanya keberanian, harga dari nyawa yang konon tak terhingga, kini juga harus dipertaruhkan,
bila kegiatan menyelam sudah dilakukan.
Bila berlian itu sudah berada di muka,
bila anda ingin memilikinya, kumpulan koin yang berasal dari tetesan keringat
yang terkumpul bertahun-tahun lamanya, akan hilang dalam sekejap mata.
Bayangkan saja, untuk Anda yang ingin memiliki 1 karat berlian dengan kualitas
yang buruk, uang yang harus anda keluarkan minimal dikisaran harga 7.500.000. Namun
bila yang ingin anda miliki adalah 1 karat berlian dengan kualitas terbaik,
maka uang yang harus anda keluarkan minimal dikisaran harga 438.656.000. fantastis
bukan? Itu artinya, bila anda ingin mempunyai berat minimum dari sebuah
berlian, Anda setidaknya terhadap uang 7.500.000 harus mengeluarkan.
Pemahaman juga demikian. Baik yang
masih berada di dasar samudra atau yang sudah berada di muka, harga dari kata
paham, hingga kini, untuk dimiliki, masih terlampau tinggi.
Layaknya berlian yang harganya tak
dapat dijual di toko-toko pinggir jalan, kata pemahaman pun juga demikian.
Untuk dapat memiliki kata paham dengan kualitas yang buruk saja, sekaligus
kuantitas yang minimum, anda harus merogoh lebih dalam kerja keras yang ada
dalam diri anda, bila ia masih berada di dasar samudra. Namun bila ia sudah
berada di muka, maka yang harus anda keluarkan adalah sejumlahrupiah.Bahkan
sepupu dari utusan agung muhammad, ali bin abitholib, pernah berkata bahwa
harga dari satu huruf bisa mencapai dikisaran 4.600.000.
Dari kesulitan demi kesulitan tadi
itulah, maka patut kiranya orang yang memiliki kata paham akan berbangga hati
sekaligus berbangga diri. Walaupun, untuk yang kedua, dalam tatanan agama, masih
haram hukumnya. Karena memang tak semua orang dapat menyelam di samudra lepas
atau terhadap teringat selalu memeras.
Dari panjang lebarnya keterangan,
setidaknya ada 1 benang merah yang dapat kita tarik dari rangkai demi rangkai
benang hitam yang sudah dijelaskan. Bahwa, bila sudah seperti itu adanya, maka
makna dari kata Fahmi, yang digantungkan dilauh mahfudz, saat ini bukanlah bermakna
pemahaman, melainkan sudah bermetamorfosis menjadi berlian.
Menakjubkan bukan?
0 comments: