oleh: Yusroful Kholili, santri PPRU I
Faqrou (Festival Musabaqah Raudlatul Ulum I) ini salah satu momen rutin di PP. Raudlatul Ulum I. Setelah setengah semester bergelut dengan pelajaran pesantren, memeras otak untuk menghafal bait-bait nadhom imrithi, maqsud, alfiyah dan bahkan mantiq dan balagahnya, di Faqrou ini santri menemukan momen untuk berlibur. Ya, sebenar-benarnya berlibur dan merefresh otak dengan sebenar-benarnya
suasana Pembukaan FAQRO-U di Halaman PPRU I |
Faqrou tidak bisa dibayangkan sebagai hiburan biasa. Ia tak seperti karaoke, dangdut, atau macam-macam hiburan sebagai mana biasa ada dalam imej masyarakat di luar santri. Faqrou murni sebagai ajang, ajang berlomba, ajang berselancar dengan pikiran, kreatifitas dan karya. Ya, di Faqrou santri diberi medan untuk saling unjuk kebolehan baca kitab, hafalan, pidato dan bahkan olahraga.
Sebab medan ini milik bersama, maka dari medan ini akan lahir para pemenang dan yang belum menang. Pemenang menjadi jawara, dan ini hiburan yang pertama. Kedua, yang belum menang. Bukan kalah tapi belum menang. Catat! Belum menang bisa saja jadi pemenang di masa depan. Ketika peserta gagal menjadi pemenang, dalam penampilannya sudah bisa dipastikan akan mendapat hadiah gojlokan dari santri yang lain. Panas rasanya, saya salah satu saksi hidup yang pernah merasakan sendiri.
suasana Pembukaan FAQRO-U di Halaman PPRU I |
Lain itu, berkat berani turun di gelanggamg perlombaan ini, peserta akan tahu dengan sendirinya apa yang belum, apa yang kurang, apa yang tak dipahami dan apa yang salah dengan cara dia belajar, apa yang dia dapat ketika belajar dan apa yang belum sempat ia pelajari selama setengah semester. Di ajang Faqrou ini semua akan tersingkap dengan seterang-terangnya. Ini terang, sangat terang meski tanoa tuntunan dari guru kelas dan tuntutan nilai. Ini alami dari hati nurani. Kebanyakan, oleh-oleh ini, gojlokan santri, pertanyaan dari juri, dan melihat sendiri bahwa hadiah dibawa teman sendiri bahkan teman sekamar, benar-benar melecut emosi untuk belajar lebih banyak dan giat lagi. Ada banyak teman-teman yang sebelumnya kalah, lalu menjadi pemenang di Faqrou selanjutnya. Catat, saksinya saya sendiri. Hehe. Dan kebahagiaan tersendiri. Semacam orgasme intelektual yang klimaks ketika menang setelah sebelumnya sempat kalah.
Itulah, kebahagiaan yang ditawarkan kepada tiap santri di ajang Faqrou ini. Kesenangan yang lain, Faqrou ini mesti dilakukan setelah ujian pesantren dan menjelang liburan. Ketika Ajang Faqrou ini dibuka, kegiatan pesantren habis tinggal solat jamaah. Di sinilah momen kebahagiaan yang tak kalah lumayan. Ya, Faqrou menjadi penanda bagi kalangan santri RU, bahwa di saat itulah, ia terbebas dari padatnya kegiatan dan bau-bau liburan mulai tercium begitu tajam. Alamak, senang sekali rasanya.
Faqrou 2019 ini ada bonus kesenangan yang lain. Sebab di pembukaan Faqrou kali ini, Gus Abdrurrohim Said membeberkan simulasi sistem informasi simatren. Simatren ini adalah aplikasi informasi data santri. Dengan mengakses aplikasi ini kita akan mendapat informasi data santri, mulai dari identitasnya, track-record pendidikannya di pesantren.
Penjelasan tentang simatren oleh Gus Rohim |
Bagi santri, aplikasi ini menyediakan fitur money virtual. Dengannya, santri menitipkan uangnya ke pengurus pesantren sebagaimana di bank. Uniknya fasilitas ini non-bunga. Hanya dengan Kartu Santri yang sudah memiliki barcode, santri bisa mengecek nilai uangnya, bisa menggunakannya untuk transaksi di kantin pesantren meski tanpa menggunakan uang kertas, dan bahkan bisa mencairkan uang yang ia titipkan. Sekali lagi, ini non-bunga.
Penjelasan Gus Rohim tentang simatren |
Kabar baiknya aplikasi ini sudah online. Bagi Wali santri, dengan bekal NIS (Nomor Induk Santri) sudah bisa mengakses informasi tentang putra via internet. Yah, aplikasi ini dibuat sesuai dengan sistem ala Santri PP. Raudlatul Ulum I. Menurut pembuatnya, aplikasi ini bisa digunakan di pesantren lain dan mudah didesain menyesuaikan sistem pondok pesantren terkait. Yah, aplikasi ini lahir dari santri tulen, belum pernah belajar teknologi secara formal di sekolah atau perguruan tinggi, santri nglontok kitab kuning, saat ini menjabat sebagai Kepala PP. Raudlatul Ulum I, beliau Gus Abdurrohim Said.
Untuk lebih jelasnya aplikasi ini bisa dilihat di simatren.com
0 comments: