oleh: Zainur Roziqin
Pesantren
merupakan salah satu lembaga berbasis agama yang keberadaannya cukup terkenal
dikalangan masyarakat Indonesia, mulai dari petani, penyanyi sampai pejabat
tinggi. Oleh karena itu
banyak masyarakat yang antusias memondokkan anaknya di pesantren, meskipun
sebagian orang tidak berpendapat demikian.
Tak luput dari itu, pondok pesantren
banyak menerima murid (santri) baru. Ada macam-macam alasan yang membuat mereka
masuk pondok pesantren,ada yang karena keinginan sendiri, di suruh orang tua,
punya permintaan yangharus dikabulkan, bahkan ada yang tidak mempunyai alasan
sama sekali.
***
Di awal-awal
masuk pesantren, ada hal-hal yang mengganggu santri yaitu rasa tidak kerasan, perasaan
yang mengganggu santri itu
sendiri, juga bahkan orangtuanya. Itu semua terjadi karena mereka kepikiran
dengan masa-masa di rumahnya. Di saat
temannya yang tidak mondok bisa bermain
bebas, santri baru dituntut untuk disiplin tinggi,
mengikuti peraturan-peraturan yang ada.
Santri Baru PPRU I mengikuti kegiatan rutin pesantren |
“Nggak kerasan” juga didorong adanya santri lama
yang suka usil, lebih-lebih santri baru yang masih berusia dini. Perlakuan santri senior yang berlebihan seperti, menggotong mereka sering
sekali terjadi, disertai dengan ancaman agar mereka mau menuruti perintah
seniornya.
Bukan hanya itu sebab santri baru “nggak kerasan”. Air juga tergolong sebab paling berpengaruh,
terutama untuk pondok yang daerahnya rawan musim kemarau semisal di Madura. Untuk minum saja santri masih harus ngantri. Coba
bayangkan! Bagaimana perasaaan santri baru? Sumpek, gaes.Sumpah sumpek.
Apalagi ditambah dengan kegiatan
yang super-duper padatnya, mulai dari subuh harus melek untuk salat
berjemaah, dilanjutkan dengan ngaji Alquran dan kegiatan yang
lainnya sampai jam 12 WIB, habis itu baru bisa tidur dengan pulas.
Terus bagaimana solusi santri baru
itu bisa kerasan? Yang menarik disini. Ada banyak hal yang biasa santri lama
berikan kepada santri baru, contohnya:
santri baru harus sering-sering mengambil air minum, agar cepat kerasan
(kok aneh ya, ngambil air bisa bikin kerasan?). Diyakini
atau tidak, hal semacam ini ampuh membuat santri baru kerasan. Asalkan
yakin.
Tidak berhenti di situ, santri lama
biasanya juga sengaja usil menyuruh santri baru
melakukan pekerjaan aneh. Misalkan disuruh minum air kamar mandi (jeding:baca madura). Menurut
sebagian orang di luar sana (bukan santri) minum air jeding bisa menyebabkan
kerasan serta gratis tanpa harus mengurangi jatah kiriman. Aneh bukan?.
Pergi ziarah makam masyayikh juga menjadi solusi agar santri baru
cepat kerasan, dengan cara bertawasul mulai dari membaca surat Yasin, tahlilan
dan zikir-zikir thoyyibah lainya.
Namun,
seiring dengan
berkembanganzaman yang begitu cepat, pondok pesantren kini bermacam bentuknya,
ada yang bertahan dengan salafiyahnya dan ada juga yang berevolusi menjadi
pesantren modern. Sehingga momen-momen santri yang saya uraikan sebelumnya juga
sudah jarang sekali terjadi, terutama untuk pondok pesantren yang berbasis
modern.
Kalau masih belum kerasan bagaimana? Oke, sebentar, gaes. Kerasan
adalah hidayah dari Tuhan yang bisa kita peroleh dengan usaha, dan masih banyak
usaha yang bisa dilakukan selain yang saya sebutkan di atas. Jadi hasil nggak
pernah mengkhianati usaha, gaess.Yang penting dilakoni dulu.
***
Momentum ini (masa-masa berjuang untuk kerasan) akan menjadi
kenangan manis yang akan selalu diingat para santri, serta menjadi bahan cerita
ketika muncul santri baru lainnya.
Maka:
jangan jadikan nggak kerasan itu cobaan, tapi jadikanlah sebuah mimpi buruk yang ketika terbangun akan hilang begitu saja
Bersabarlah duhai santribaru dan yakinlah Allah itu Mahamengetahui
serta tidak pernah tidur.
0 comments: