Gus Ma'ruf Khozin |
Siapa yang tidak kenal beliau, mungkin sudah banyak orang yang mengenal beliau, baik di media sosial maupun di layar kaca tv9. Beliau adalah Gus Ma'ruf Khozin.
Saya pun tak tahu orang-orang menilai beliau seperti apa ? Tetapi saya yakin kebanyakan mereka menilai beliau pasti bersifat positif.
Jangan sampai aku, kamu beserta anak-anak kita memakan uang yang ada di dalam amplop ini
Namun sifat kehati-hatian beliau di dalam memilih rejeki, mungkin banyak orang yang tidak mengetahuinya.
Inilah sekelumit pengalaman tentang sikap kehati-hatian dalam memilah rejeki, selama saya menyertai beliau:
Pertama, beliau pernah di undang kegiatan pengajian di Dinas Perpajakan (kalau tidak salah mungkin sudah tiga kali). Tetapi apa setelah beliau kembali ke rumah, ternyata beliau memberikan amplop itu tanpa melihatnya terlebih dahulu. Beliau hanya berkata:
"Jangan sampai aku, kamu beserta anak-anak kita memakan uang yang ada di dalam amplop ini !"
"kenapa Yah ?" Tanya saya.
Gus Ma'ruf bersama Istri dan Putra-putrinya |
"Saya mengaji di tempat perpajakan. Pihak-pihak yang membayar pajak itu banyak; ada pajak kendaraan, pajak rumah sakit, dan lain-lain, termasuk ada pajak hiburan malam. Lha, saya khawatir uang yang saya terima ini dari uang hiburan malam/diskotik."
Kedua, suatu waktu beliau di undang acara "Santunan Anak Yatim", dan ternyata beliau melihat orang-orang yang menyantuni itu adalah non muslim, sedangkan anak-anak yang disantuni banyak kalangan yang berbeda agama.
Setelah sampai di rumah, beliau pun tak melihat isi amplop itu (karena kondisi beliau masih menggunakan helm), lalu beliau hanya berkata kepada saya:
"Sampeyan dan anak-anak jangan sampai makan uang itu !"
"Kenapa Yah ?"
"Entahlah, saya tidak enak saja, kalau anak-anak saya menggunakan uang itu." Jawab beliau.
Ketiga, tadi malam beliau pulang ke rumah, tiba-tiba beliau menyodorkan amplop yang besar dan isinya lumayan banyak.
"Uang ini jangan kau makan !" Ucap beliau.
"Uang apa ini Yah ?"
Kemudian beliau hanya berkata:
"Ini uang suap (sogok)."
"Kalau ini banyak lho, Yah. Untuk dibelikan pulsa, mungkin cukup 1 tahun, atau lebih malah." Canda saya.
Karena biasanya, setiap rejeki yang menurut beliau syubhat, selalu saya belikan pulsa.
~~~
Salah satu dokumentasi saat Gus Makruf menjadi Pembicara di salah satu seminar Aswaja |
Dan pernah suatu ketika, beliau di undang di daerah Lumajang. Beliau langsung memberikan semua amplopnya untuk pembangunan masjid tanpa tersisa. Para hadirin merasa takjub dan seraya bertanya-tanya dalam benak mereka:
"Kok bisa, jauh-jauh dari Surabaya tidak menyisakan untuk ongkosnya saja."
Peristiwa semacam ini (menerima amplop, tetapi langsung didermakan) sama seperti yang sering dilakukan Gus Dur.
Semoga kita bisa meneladaninya. Amin.
Gus Ma'ruf Khozin adalah Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur. Alumni PP Al-falah Ploso Kediri yang kini tinggal di Surabaya ini berasal dari desa Ganjaran Gondanglegi Malang.
( Sejumlah cerita ini disadur dari Wia Raokib dan Abdur Rofik, ditulis ulang oleh GM (Gus Mad) )
0 comments: